Jelajah Bakat

Salah satu keuntungan sebagai pelaku homeschooling adalah, anak-anak kami memilki waktu yang lebih leluasa dari pada anak-anak di sekolah formal dalam hal pengembangan bakat dan minat mereka. Sejujurnya, urusan pengembangan bakat dan minat ini, kami masih merangkak dan belum mencoba banyak hal. Boleh dibilang, perjalanan kami terasa lambat. Namun, itu toh, lebih baik dari pada hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, kan?

Memasuki tahun 2022 ini, salah satu goal saya dan suami adalah menggali sebanyak-banyaknya bakat yang Allah berikan kepada anak kami. Seperti misalnya pada Abang. Selama ini kami mengobservasi bahwa Abang cukup kuat di kecerdasan linguistik, sehingga di awal tahun ini kami memutuskan untuk Abang mencoba belajar bahasa asing, yaitu Bahasa Inggris. Sejujurnya, saya lebih ingin Abang mempelajari dulu Bahasa Arab, mengingat saya adalah Sarjana Bahasa Arab. Tapi kemudian saya berpikir lagi bahwa Abang  sudah mulai terpapar Bahasa Arab sejak beberapa tahun lalu, tepatnya saat ia mulai mempelajari Iqro. Sedankan untuk Bahasa Inggris, Abang masih nol sama sekali. Hal yang kedua, kami meyakini bahwa Bahasa Inggris itu sebenarnya bahasa asing yang paling mudah dibanding bahasa asing lainnya. Makanya, Bahasa Inggris kami jadikan bahasa asing pertama yang dipelajari Abang, supaya Abang sebentar saja menguasainya, kemudian baru beranjak ke bahasa asing lain seperti Arab, Rusia, Perancis, dll.

Untuk Mas, dalam mengobservasi bakat dan minatnya, sebenarnya cukup tricky bagi kami. Karena dalam pengamatan kami, Mas itu cukup ‘adem ayem’, cuek, santai. Sehingga agak sulit menggali lebih dalam tentang dirinya. Tapi sekitar dua tahun lalu, tidak sengaja saya membelikan papan catur untuk anak-anak. Awalnya tujuan catur itu adalah untuk Abang, sebagai salah satu ikhtiar kami menstimulasi thinking skill dan kecerdasan Matematikanya. Tak disangka, justru Mas yang lebih menggandrungi permainan catur tersebut. Dia hampir selalu merengek untuk ditemani bermain catur bersama saya atau ayahnya. Jujur, saya tidak suka bermain catur! Menurut saya, itu membutuhkan pemikiran yang mendalam dan lama. Saya merasa tidak suka dengan keadaan itu. Tapi berbeda dengan Mas, sudah dua tahun berlalu dan dia masih saja berbinar-binar setiap kali diajak bermain catur oleh ayahnya. Januari tahun 2022 ini adalah memasuki bulan kedua Mas menjadi murid catur di salah satu sekolah catur ternama di Indonesia.

Terakhir, jelajah bakat untuk si Adik. Aaah, sepertinya kami belum terlalu fokus untuk urusan bakat dan minat adik. Mungkin untuk bakat, setiap hari kami selalu mengobservasinya melalui kegiatan sehari-hari. Tapi untuk minat, mungkin belum terlalu mendalam. Salah satu PR kami terhadap Adik adalah mengoptimalkan aktivitas sensoris, motorik halus, dan motorik kasarnya. Selain itu, Adik cukup terlibat secara tidak langsung saja dalam proses penjelajahan bakat kedua Abang dan Masnya. Untuk umur Adik saat ini, sepertinya hal tersebut sudah cukup memberikan stimulasi yang baik bagi perkembangannya.

Mengenai jelajah bakat ini, kami menyadari bahwa titik finish kami mungkin belum diketahui ada di mana dan kapan. Hal yang bisa kami lakukan saat ini adalah berproses dalam membersamai anak-anak kami mengenali diri mereka seutuhnya. Mendampingi mereka untuk menemukan potensi, memfokuskan diri mereka pada kekuatan yang dimiliki, mensiasati kelemahan, hingga akhirnya mereka menjadi manusia-manusia yang kompeten dan ahli di bidang yang mereka pilih. Karena seperti kata Rasulullah, jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahli di bidangnya, maka akan hancurlah urusan tersebut. Nah, kami tidak ingin anak-anak kami menjadi bagian dari kehancuran tersebut. 

Be the first to reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.