First Time ‘Till Anytime

Beberapa waktu lalu, sekitar pekan pertama November, salah seorang teman dumay (dunia maya) pada salah satu grup WA menghubungi saya. Honestly, saya belum pernah ketemu dengannya, bahkan belum pernah bertegur sapa di grup. Iya, saya lebih sering jadi silent reader jika memasuki grup. Lalu dia menyampaikan maksudnya untuk meminta saya menjadi seorang narasumber pada kulwap yang akan diadakan oleh akun IG-nya, @Kursusku.Id namanya.

Singkat cerita, saya meng-iya-kan, tapi dengan kebingungan. “Materi apa yang harus saya sampaikan, Mbak??” Saya bertanya. Lalu dia menjawab, “Silahkan apa saja yang Mbak Selvi kuasai.” Sejujurnya, jawaban itu membuat saya semakin bingung. Apa yang saya kuasai?? Kayaknya latar belakang kesarjanaan saya, sudah tak pernah saya sentuh-sentuh lagi kecuali jika membaca Al-Quran. Ditambah lagi saya tidak punya hobi, atau koleksi apapun yang bisa saya jadikan sumber materi. Intinya, saya mah hanya seorang rumah tangga biasa, yang sehari-hari uplek-uplek di dapur, sumur, dan kasur. Kalau tidak sama suami, ya berarti sama anak-anak saya. Itu kegiatan saya hampir sepekan penuh!! Weekend agak senggang, jika kami pergi ke luar rumah bersama anak-anak dan suami.

Lalu tetiba saja, terbersit dalam pikiran saya sebuah judul yang mungkin bisa saya jadikan materi. “Manajemen Stress ala IRT” saja! Oh iya, boleh juga. Lalu dari situ, mulailah saya menyusun draft materi, melakukan riset ke dokumen-dokumen pendukung, dan menuliskan rangkuman dari berbagai sumber. Alhamdulillah, selesai juga materi tersebut.

To be true, semua yang saya tulis dalam materi sebenarnya perjalanan dan pengalaman saya selama ini dalam memperbaiki diri. Semua itu adalah proses aplikasi diri saya terhadap ilmu-ilmu parenting dan psikologi yang selama ini saya pelajari sedikit demi sedikit. Sampai saat ini, saya belum sempurna (dan nampaknya memang tak mungkin sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah). Tapi saya berusaha memperbaiki diri saya, hari demi hari. Saya berusaha bangun lagi dari kejatuhan dan keterpurukan saya, meskipun harus terjadi berulang kali. Nah, rasa ketangguhan itulah yang ingin saya sampaikan pada teman-teman seperjuangan, yaitu para bunda yang membersamai anak-anak mereka. Maka saya menerima tawaran sebagai narasumber tersebut.

Lalu apa sih, yang saya bahas di kulwap (atau sharing session) tersebut?

Untuk notulensi materi dan kompilasi tanya jawab,silahkan klik tautan di bawah ini ya! (Disclaimer: semua yang saya tulis berdasarkan data yang saya alami dan miliki, pun untuk jawaban, sepenuhnya adalah jawaban saya yang disesuaikan dengan jawaban para ahli. Jadi jika ada yang tidak sesuai dengan tinjauan referensi, maka harap dimaklumi dan gunakalah referensi yang ilmiah tersebut).

Resume Manajemen Stres Ala IRT

Lalu apa yang saya rasakan ketika dengan keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, ternyata masih bisa dibagi-bagi??

Mmm.. cuma 1 kata: BA-HA-GI-A!!

Dan kebahagiaan itu rupanya yang kemudian pada hari-hari setelahnya, mampu menghidupkan ide-ide untuk bisa berbagi lagi. Kebahagiaan itu juga yang membuat saya menjadi lebih produktif dari hari-hari sebelumnya, plus lebih instrospeksi diri. Ya kan, nggak mungkin dong, saya mengajarkan orang melakukan sesuatu, tetapi saya tidak ikut melakukannya, kan? Itu namanya omong kosong.

Lalu jika ditanya,apakah mau mengulangi lagi?? Owh tentu, ANYTIME!! šŸ˜€šŸ˜‰

Saya suka belajar dan rasanya, setelah untuk beribadah, hidup saya adalah untuk belajar. Alhamdulillah, saya pun menyenangi mengajar atau berbagi pengetahuan kepada orang lain. Jadinya proses belajar-mengajar-beribadah itulah yang akhirnya saling berkaitan dan membuat saya berbinar-binar. šŸ˜šŸ¤© Masha Allah Tabaarakallah.

Semoga ada kesempatan untuk bisa belajar lebih dan berbagi lebih; dalam rangka menuntaskan perintah beribadah yang Allah embankan kepada para hamba-Nya. Amiin.

Be the first to reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.